Logika Sumbu Pendek : Membubarkan HTI Berarti anti Islam
Genderang pembubaran kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah ditabuh. HTI adalah salah satu kelompok Islam transnasional yang sudah dilarang dibeberapa negara Islam di Timur Tengah, tetapi mereka cukup eksis di Indonesia karena sudah lama pemerintah membiarkan kelompok tersebut.
Pembubaran HTI yang telah tegaskan didalam pernyataan Menko Polhukam pada 8 Mei 2017, membuat kelompok HTI kalang kabut. Bahkan Jubir HTI Ismail Yusanto menganggap pemerintah telah anti-Islam. Opini-opini seolah-olah pemerintah telah melakukan kegiatan anti-Islam pun dibangun oleh orang-orang Hizbut Tahrir. Dalam satu hari ini, orang-orang HTI terus menyebarkan opini seolah-olah pemerintah anti Islam.
Sementara pemerintah telah menegaskan bahwa keputusan pembubaran HTI bukan berarti pemerintah anti terhadap ormas Islam. "Keputusan ini diambil bukan berarti Pemerintah anti terhadap ormas Islam, namun semata-mata dalam rangka merawat dan menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945."
Pemerintah tidak anti ormas Islam. Faktanya NU ormas Isolam, Muhammadiyah ormas Islam, Mathaul Anwar ormas Islam, Al-Washliyah ormas Islam, Persir ormas Islam, Al-Irsyad ormas Islam, Nahdlatul Wathan ormas Islam, As'adiyah ormas Islam dan lain sebagainya. Banyak ormas Islam yang eksis bahkan yang mendominasi adalah ormas Islam dari NU dan Muhammadiyah. Ini bukti bahwa pemerintah tidak anti terhadap ormas Islam, apalagi terhadap Islam sebagai agama yang memang dilindungi oleh pemerintah.
Kalangan muda Islam harus memahami hal tersebut. Tidak terpengaruh oleh opini Hizbu Tahrir yang mereka sedang dalam kondisi terdesak.
Jubir HTI Ismail Yusanto menyatakan: "HTI belum dibubarkan, karena pembubaran ormas harus dilakukan melalui mekanisme sidang pengadilan. Surat peringatan saja belum pernah diterima HTI. Tidak pernah ada pembubaran ormas melalui pidato. Ini rezim represif anti Islam !!!" {KompasTV, 08 Mei 2017}
Pernyataan Ismail bahwa pemerintah sebagai rezim represif anti-Islam adalah salah total. Hal tersebut menunjukkan Jubir HTI sedang kalap sehingga membabi buta.
Pembuatan HTI justru disetujui oleh ormas Islam yang besar di Indonesia dan mendukung upaya pemerintah. Bila Jubir HTI mengatakan bahwa pemerintah anti-Islam, sama halnya mengatakan ormas Islam yang menyetujui pembubaran HTI mendukung kegiatan anti-Islam. Bukankah ini kekejian baru yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir?!
Anti HTI bukan berarti Anti Islam. Orang-orang Islam yang mendukung pembubaran Hizbut Tahrir atau anti-terhadap HTI bukan juga anti Islam. Tidak ada korelasi sikap anti terhadap HTI dengan agama seseorang.
Sebab tidak mungkin orang Islam anti terhadap Islam, sementara Islam adalah agamanya. Bagaimana mungkin orang beragama Islam lalu anti-Islam, itu berarti anti terhadap agamanya sendiri. Ini logika rusak yang digunakan oleh aktifi-aktifis khilafah dan radikal ketika orang lain tidak sejalan dengan pemikiran mereka.
Menuduh anti-Islam itu sama saja dengan menuduh kafir kepada yang anti-HTI karena anti-Islam berarti orang yang anti tersebut bukan Islam. Sama halnya anti-HTI berarti tidak bukan HTI, karena orang HTI atau simpatisannya pun tidak mungkin anti HTI. Oleh karena itu, HTI baiknya kekalapan mereka dengan menuduh pihak lain anti-Islam karena anti terhadap Hizbut Tahrir.
;
Pembubaran HTI yang telah tegaskan didalam pernyataan Menko Polhukam pada 8 Mei 2017, membuat kelompok HTI kalang kabut. Bahkan Jubir HTI Ismail Yusanto menganggap pemerintah telah anti-Islam. Opini-opini seolah-olah pemerintah telah melakukan kegiatan anti-Islam pun dibangun oleh orang-orang Hizbut Tahrir. Dalam satu hari ini, orang-orang HTI terus menyebarkan opini seolah-olah pemerintah anti Islam.
Sementara pemerintah telah menegaskan bahwa keputusan pembubaran HTI bukan berarti pemerintah anti terhadap ormas Islam. "Keputusan ini diambil bukan berarti Pemerintah anti terhadap ormas Islam, namun semata-mata dalam rangka merawat dan menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945."
Pemerintah tidak anti ormas Islam. Faktanya NU ormas Isolam, Muhammadiyah ormas Islam, Mathaul Anwar ormas Islam, Al-Washliyah ormas Islam, Persir ormas Islam, Al-Irsyad ormas Islam, Nahdlatul Wathan ormas Islam, As'adiyah ormas Islam dan lain sebagainya. Banyak ormas Islam yang eksis bahkan yang mendominasi adalah ormas Islam dari NU dan Muhammadiyah. Ini bukti bahwa pemerintah tidak anti terhadap ormas Islam, apalagi terhadap Islam sebagai agama yang memang dilindungi oleh pemerintah.
Kalangan muda Islam harus memahami hal tersebut. Tidak terpengaruh oleh opini Hizbu Tahrir yang mereka sedang dalam kondisi terdesak.
Jubir HTI Ismail Yusanto menyatakan: "HTI belum dibubarkan, karena pembubaran ormas harus dilakukan melalui mekanisme sidang pengadilan. Surat peringatan saja belum pernah diterima HTI. Tidak pernah ada pembubaran ormas melalui pidato. Ini rezim represif anti Islam !!!" {KompasTV, 08 Mei 2017}
Pernyataan Ismail bahwa pemerintah sebagai rezim represif anti-Islam adalah salah total. Hal tersebut menunjukkan Jubir HTI sedang kalap sehingga membabi buta.
Pembuatan HTI justru disetujui oleh ormas Islam yang besar di Indonesia dan mendukung upaya pemerintah. Bila Jubir HTI mengatakan bahwa pemerintah anti-Islam, sama halnya mengatakan ormas Islam yang menyetujui pembubaran HTI mendukung kegiatan anti-Islam. Bukankah ini kekejian baru yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir?!
Anti HTI bukan berarti Anti Islam. Orang-orang Islam yang mendukung pembubaran Hizbut Tahrir atau anti-terhadap HTI bukan juga anti Islam. Tidak ada korelasi sikap anti terhadap HTI dengan agama seseorang.
Sebab tidak mungkin orang Islam anti terhadap Islam, sementara Islam adalah agamanya. Bagaimana mungkin orang beragama Islam lalu anti-Islam, itu berarti anti terhadap agamanya sendiri. Ini logika rusak yang digunakan oleh aktifi-aktifis khilafah dan radikal ketika orang lain tidak sejalan dengan pemikiran mereka.
Menuduh anti-Islam itu sama saja dengan menuduh kafir kepada yang anti-HTI karena anti-Islam berarti orang yang anti tersebut bukan Islam. Sama halnya anti-HTI berarti tidak bukan HTI, karena orang HTI atau simpatisannya pun tidak mungkin anti HTI. Oleh karena itu, HTI baiknya kekalapan mereka dengan menuduh pihak lain anti-Islam karena anti terhadap Hizbut Tahrir.
Post a Comment for "Logika Sumbu Pendek : Membubarkan HTI Berarti anti Islam"