Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memilih Independent? Sudahkah tepat?


Ya! Mengapa harus independent? Karena keinginan untuk bebas dari pengaruh siapapun, mempunyai arah gerak sendiri. Jawaban yang mungkin akan muncul ketika pertanyaan tersebut dilontarkan kepada beberapa mahasiswa.

Kita akan coba kupas apa sebenarnya arti dari kata Independent, karena banyak organisasi, lembaga, badan, himpunan dan istilah lain yang mempunyai kemiripan makna mengenai suatu perkumpulan. Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) misalnya, dalam UU nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dikatakan bahwa KPK dibuat berdasarkan Undang-undang sebagai lembaga pemerintah namun dalam pelaksanaannya bersifat Independent. Contoh lembaga lain yang pelaksanaannya bersifat Independent adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), dengan berdasarkan UU nomor 7 tahun 2017 KPU melaksanakan tugasnya secara Independent dengan tanpa adanya pengaruh dari pihak manapun.

Independent berdasarkan makna secara bahasa mempunyai arti bebas atau merdeka. Menggambarkan bahwa kelompok yang menyandang kata Independent haruslah mempunyai kebebasan dalam bergerak, kemerdekaan dalam menentukan arah gerak tanpa campur tangan pihak lain. Tanpa campur tangan pihak lain ini dapat diartikan pengaruh dari luar kelompok baik secara individual maupun bersama-sama dalam bentuk perkumpulan.

Namun melihat contoh lembaga diatas -KPK dan KPU- dibuat berdasarkan Undang-undang, tentu dalam pembentukan UU kita bisa menganalisis bahwa UU ini dibuat karena adanya hal yang mendesak dan harus diatur. Sehingga pembentukan UU ini tidak hanya melibatkan unsur hukum saja, namun juga disisipi unsur politik. Mengutip dari pemikiran politik Machiavelli, politik adalah mengenai kepentingan dan kekuasaan dan keduanya tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya.
Ok! Diatas merupakan contoh lembaga negara yang Independent dalam pelaksanaannya berdasarkan pada undang-undang.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana dengan kata "Independent" dalam dunia politik? Kita mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihan arah perpolitikan kita. Begitu kira-kira jawaban yang akan muncul. Disepakati atau tidak, besar kemungkinan jawaban tersebut akan dilontarkan kepada pihak penanya.

Namun jawaban tersebut serasa kurang pas apabila diletakkan dalam konteks politik, mengapa begitu? Kita kembali lagi pada pemikiran politik machiavelli, bahwa tiada politik yang lepas dari suatu kepentingan dan kekuasaan. Kata Independent alangkah baiknya ditempatkan sesuai dengan porsinya, bukan asal menempatkan sembarangan tanpa tahu apa maknanya baik secara normatif maupun makna filosofisnya. So, mari kita bersama-sama membangun nalar berfikir kita dan mencoba untuk menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Analogi sederhananya, di Taman Kanak-kanak diajarkan untuk menyusun suatu puzle dimana ada beberapa bentuk benda yang harua diletakkan sesuai dengan tempat yang cocok dengan benda tersebut, benda bulat harus dimasukkan pada lubang yang berbentuk bulat, benda persegi pun begitu, harus diletakkan pada lubang yang berbentuk persegi. Tentunya ketika benda tersebut salah dimasukkan kelubang yang berbeda maka hal yang akan terjadi adalah ketidaksesuaian. Begitu pula yang akan terjadi ketika kita salah menempatkan benda.

Ya begitulah kira-kira jawaban dari pertanyaan judul diatas. Memilih Independent? Sudahkah Tepat? Mari refleksikan ulang, agar kita tak mudah terjebak dalam suatu ruang gelap tak ada satupun cahaya yang bersinar kecuai sorotan mata pribadi yang tak mampu kita melihatnya tanpa alat bantu.

Salatiga, 11 Desember 2018

Post a Comment for "Memilih Independent? Sudahkah tepat?"